Tanaman Asli Amerika
Orang-orang yang diketahui pertama kali
memanfaatkan karet dalam kehidupan seharihari adalah bangsa Amerika asli.
Mereka mengambil getah dari sejenis pohon penghasil getah yang tumbuh liar di
hutan sekitar tempat tinggalnya dengan cara menebangnya. Getah tersebut
dikumpulkan dan selanjutnya dijadikan bola yang bisa dipantul-pantulkan sebagai
alat permainan. Getah tersebut juga dibuat menjadi alas kaki dan wadah minuman.
Semua itu dicatat oleh Michele de Queno dalam pelayarannya ke Amerika pada
tahun 1493.
Setelah Iaporan Michele
de Queno dipublikasikan oleh para pendatang Eropa, 18 tahun kemudian banyak
orang mulai tertarik dengan getah tanaman tersebut. Para ilmuwan tertarik
mengetahui unsur yang terdapat di dalam getah itu agai: bisa dimanfaatkan lebih
luas lagi. Pada awal abad ke-16 tersebut dengan peralatan sederhana para
Ilmuwan berhasll mengidentiflkast tiga unsur yang ada di dalam getah yang
mereka teliti itu. Unsur pertama disebut dengan “susu”, kedua “lilin”, dan yang
terakhir adalah “bahan yang ringan dan bening”.
Pada awal abad ke-1 8
sebuah buku yang komprehensif tentang karet ditulis secara khusus oleh Antonio
Herera. Upaya pemahaman yang lebih mendalam selanjutnya dilakukan oleh
sekelompok tim dari Academie Rovale de Sciences, Prancis, dengan ekspedisi
pertama ke Amerika Selatan pada tahun 1735 karena di wilayah itu banyak tumbuh
pohon penghasil getah tersebut. Ekspedisi ini kemudian diikuti ekspedisi
berikutnya. Salah satu tujuan kedua ekspedisi tersebut adalah mengetahui
mengapa getah tanaman Itu berbentuk bulat. Hat ini disebabkan benda yang mereka
kenal pertama kali tersebut memang berbentuk bola.
Pada ekspedisi Peru
baru berhasil diketahui lebih banyak tentang tanaman yang selanjutnya disebut
hevea atau karet ini. Dibantu penduduk setempat mereka menelusuri
wilayah-wilayah yang merupakan tempat tanaman karet tumbuh. Pada ekspedisi ini
pula berhasil ditemukan cara yang lebih efektif untuk memperoleh getah tanaman
karet, yaitu dengan cara melukai atau
menggores kulit batangnya. Sebelumnya penduduk setempat mendapatkan getah karet
dengan cara menebangnya.
Hasil ekspedisi Peru
dituangkan dalam bentuk buku oleh Freshnau pada tahun 1749 dengan menyebut nama
hevea dan dilengkapi gambar tanaman tersebut. Dengan pemahaman yang lebih
mendalam tentang tanaman hevea ini dimulailah era baru pemanfaatan karet
menjadi barang-barang untuk keperluan sehari-hari. Bangsa Eropa mengembangkan
pemanfaatan karet menjadi lebih beragam, dari pakaian tahan air, penutup
perabot agar kedap air, botol karet, penghapus, dan peralatan lainnya.
Funrcoy pada tahun 1791
menemukan cara mengangkut lateks, kemudian duet Cought dan JouIe pada tahun
1803-1853menemukan sifat ketahanan terhadap panas.
Sifat-sifat kimia dan
fisika karet pun semakin dipahami, sehingga penggunaannya semakin massal dan
mulai masuk ke industrialisasi. Furcroy pada tahun 1791 menemukan cara
mengangkut lateks, kemudian duet Cought dan Joule pada tahun 1803-1853
menemukan sifat ketahanan terhadap panas. Hancock pada tahun 1819 menemukan
sifat kekenyalan karet dan Faraday menemukan sifat tidak meneruskan arus
listrik pada benda ini.
Tldak hanya sifat
fisika dan kimianya, botani tanaman inipun semakin dipahami. Tahun 1825
terbitlah buku pertama tentang tanaman karet yang untuk pertama kalinya pula
disebutkan nama ilmiahnya, yaitu Hevea brasiliensis karena tanaman tersebut
berasal dari Brasil, tepatnya di wilayah Amazon. Di buku ini pula morfologi
tanaman karet dideskripsikan dengan cukup memadai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar